Pertama kita saksikan mereka menceracau entah apalah itu. Larilah dari kenyataan bahwa merekalah di balik itu semua. Kebenaran memanglah berinduk fakta, hanya saja sejarah tergenggam oleh sang penguasa. Sebutlah ia Soekarno, tercabut linggis supersemar. Kebenaran berubah pertanyaan berjilid.
Kedua kudengar lagi rusuh Jakarta. Rupiah bikin gara-gara. Busuk itu menyengat kembali, nyawa-nyawa menguap, dibantai juga para Cina. Berdirilah mereka mahasiswa. Di Senayan mereka berkuasa. Bikin bingung penidur di dewan. Kebenaran terus mencari jatidiri.
Terakhir kudengar mereka ribut lagi. Kali ini samar-samar kudengar mereka bikin onar. Buang kentut sembunyi pantat, ha, mereka beraksi. Lembar-lembar duit menutup mata batin. Buai-buai celoteh dahulu mereka lupa. Beberapa mereka masih menimbang dosa. Toh, sang penguasa berkata, mereka hanya oknum.
Jumat, 27 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar