Ini kami, kami perkenalkan kami. Kami tidak memfotokopi, lebih pantas mengidolai yang di tivi. Kami tak peduli akan malu, yang kami cari hanya mau. Mau mau nafsu. Kami sedang mencari, dan tidak ingin diberi hati. Kami bisa melakukan sendiri.
Berbekal sekuku ilmu, sebutir logika, dan sedikit olesan agama yang hampir pudar kami keluar dari rumah. Kami hampiri semua lekuk jalan. Kami sapa tiap teman fana. Setelah matahari tersengal muncul bulan dengan bugar. Kami masih sama, hanya mengidolai. Cuma mengikuti. Ada riuh rendah disana, kami cepat menyusul, saat ramai pindah disini kami kembali.
Kini olesan agama hilang sama sekali. Mau mengalahkan malu. Logika terpatahkan cinta. Ilmu terdiam kelu. Telah kami bentang tubuh di atas bejat pria. Terserah padanya.
Lalu kami menangis, meratap seonggok seragam di pojok kamar.
Kamis, 26 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar