Rabu, 20 Mei 2009

kesumat

di sela jemari, masih tersisa darahnya

lengket,amis sebusuk ketika nyawa masih menempel di kulit arinya

noda di sana sampai tak sampai hati untuk menciutkan diri

ketika matanya kembali terbelalak, menyusul kemudian gemuruh gelegak

dari ujung-ujung kuku tetes-tetesnya mengalir deras

dia yang mencabik habis dagingku
dia yang menyeruput perlahan darahku
dia yang mengerat santai rusukku
dia yang mengiris sendiku

kini darahnya mengalir, di tanganku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar