kuserahkan hidup demi asap
asap-asap bergeliat di paru yang sekarat
seolah mampu mengangkat derajat
mulai menjambak leher kini
aku mulai bosan dengan simfoni kemiskinan
biar asap mengakhirinya perlahan
ketika asap bergeliat, aku serasa mermaid di tepi jalanan
Tuhan, aku bukan perengek nasib
lihat, duniaku berputar meski beberapa pon asap di dadaku
dada ini tetap lapang, meski cuma Kau isi asap
aku lelah berzikir, kau tetap memberiku mimpi, seperti asap-asap itu
yang hilang di dekap waktu
bagi beberapa yang lain, asap adalah ekspresi, untukku asap bagian dari ekspektasi
potongan dari imajinasi
asap mengantarku, sampai tanah membakar jasadku.
Jumat, 29 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar